Sabtu, 12 November 2011

Petani Tolak Pupuk Kompos

LIWA–Sosialisasi tentang penggunaan pupuk kompos oleh Dinas Pertanian Kabupaten Lampung Barat (Lambar) untuk merubah pola pikir dan ketergantungan masyarakat petani dalam menggunakan pupuk kimia, belum dapat diterima dan dilaksanakan sepenuhnya oleh petani yang ada di kabupaten tersebut.
Kabid Bina Usaha Pertanian Oni Saragih mendampingi Kepala Dinas Pertanian Ir Noviardi Kuswan mengatakan, pihak Dinas Pertanian sudah melakukan berbagai upaya untuk merubah pola pikir masyarakat dalam menggunakan pupuk kompos. Karena penggunaan pupuk kompos akan memberikan hasil yang lebih baik dan berpengaruh pada kesuburan tanah.
    Tidak jarang, kata dia, pihak Dinas Perkebunan melakukan sosialisasi agar masyarakat lebih condong menggunakan pupuk kompos dibandingkan dengan pupuk kimia. Namun anemo masyarakat, terutama para petani yang ada di kabupten tersebut untuk menggunakan pupuk kompos, saat ini masih rendah.
    “Kita sudah berupaya untuk menyampaikan ionformasi melalui berbagai sosialisasi yang kita laksanakan untuk mengajak masyarakat menggunakan pupuk kompos. Tapi memang sampai saat masyarakat masih enggan menggunakan pupuk kompos dan lebih cederung kepada penggunaan pupuk kimia,” jelas Oni.
    Sementara keberadaan pupuk memang disubsidi oleh pemerintah. Namun dampak penggunaan pupuk kimia itu sendiri tidak lebih baik dari pupuk kompos, terlebih untuk kesuburan tanah dan peningkatan produksi. Selain itu, kata dia, pupuk kompos lebih mudah didapatkan dengan memanfaatkan bahan-bahan yang ada di lahan pertanian masyarakat.
    Salah satu contoh, ujar dia, seperti jerami yang sebenarnya bisa digunakan untu pupuk kompos di lahan pertanian padi masyarakat dengan menaburkan jerami itu sendiri ke lahan sawah petani. Jerami itu nantinya akan membusuk dan berfungsi sebagai pupuk kompos dan sangat baik untuk kesuburan tanah dan pertumbuhan padi.
    Namun kebanyakan imbuhnya, petani malah membakar jerami itu sehingga tidak dapat dimanfaatkan lagi menjadi pupuk. “Semestinya jerami itu bisa menjadi pupuk kompos, dan tentunya mudah didapatkan karena ada di lokasi pertanian itu sendiri dan tidak perlu mengeluarkan biaya,” jelas dia lagi.
    Meskipun demikian, dia mengatakan, pihaknya akan terus melaksanakan sosialisasi sehingga masyarakat dapat menerima dan menggunakan pupuk kompos sebagai suplai utama bagi tanaman pertanian masyarakat di daerah tersebut. Mekipun demikian, sosialisasi yang dilaksanakan juga sedikit memberikan hasil karena sudah ada beberapa petani yang sudah mulai menggunakan pupuk kompos, meskipun belum maksimal. (win)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar